Selamat Datang di Blog yang Sebenarnya Masih Sangat Perlu Untuk di Edit. Kritik dan Saran sangat diperlukan. Silahkan kirimkan kritik kalian di Facebook Saya
Home||Web Gunadarma||BAAK Gunadarma||SAP Gunadarma||StudentSite Gunadarma||UGPEDIA

Selasa, 24 November 2015

Kerangka Karangan


Kerangka atau outline adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan yang akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca.
 
Jadi kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.

Fungsi atau Manfaat Kerangka Karangan

1. Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
2. Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.
3. Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5. Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

Cara Membuat Kerangka Karangan

Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan

Sebelum membuat karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan karangan.

Setelah mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk membaca karangan tersebut.

2. Mengumpulkan bahan

Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain.  Catatlah semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau topik.

3. Menseleksi bahan

Setelah mendapatkan topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting. Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.

4. Mengembangkan kerangka karangan

Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.

Pola susunan

Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur, biasanya dipergunakan beberapa cara atau tipe susunan. Pola susunan yang paling utama adalah pola alamiah dan pola logis. Pola alamiah dan suatu kerangka karangan biasanya dida- sarkan atas urutan-urutan kejadian, atau urutan-urutan tempatatau ruang. Sebaliknya pola logis walaupun masih ada sentuhan dengan keadaan yang nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan pikiran manusia yang menghadapi persoalan yang tengah digarap itu.

1.                  Pola Alamiah .

Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga (atau keempat) dimensi dalam kehidupan manusia: atas – bawah, melintang – menyeberang, sekarang – nanti, dulu – sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan berdasarkan waktu (urutan kronologis), urutan berdasarkan ruang (urutan spasial), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada

a. Urutan Waktu (Kronologis)

Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang didasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Yang paling mudah dalam pola urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut urutan kejadiannya atau berdasarkan kronologinya; peristiwa yang satu mendahului yang lain, atau suatu peristiwa mengikuti peristiwa yang lain. Sering suatu peristiwa hanya akan menjadi penting bila dilihat dalam rangkaian dengan peristiwa-peristiwa lainnya. Biasanya peristiwa yang pertama sama sekali tidak menarik perhatian, sampai rangkaian kejadian itu mengalami perkembangan.
Suatu corak lain dan urutan kronologis yang sering diper-gunakan dalam roman, novel, cerpen, dan dalam bentuk karangan naratif lainnya, adaiah suatu variasi yang muiai dengan suatu titik yang menegangkan, kemudian mengadakan sorot-balik (flash¬back) sejak awal mula perkembangan hingga titik yang mene¬gangkan tadi. Uraian selanjutnya mencakup perkembangan sesudah apa yang dikemukakan daiam bagian pertama yaitu titik yang menegangkan tadi.
Urutan kronologis adaiah urutan yang paling umum, tetapi juga merupakan satu-satunya cara yang kurang menarik dan paling lemah. Sering, terutama daiam menjelaskan suatu proses, urutan ini merupakan cara yang esensial.

b. Urutan Ruang (Spasial)

Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang pal¬ing penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama digunakan daiam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif. Pembaca akan mengikuti jalan pikiran penulis dengan teraturseandainya penulis muiai menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.
Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografis (dari timur ke barat, atau dari utara keselatan);deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut- turut hingga tingkat terakhir; observasi terhadap candi Borobudur dgpat dilakukan dari tingkat atau teras terbawah berturut-turut hingga teras teratas, dengan mengikuti arah jarum jam.

c. Topik yang Ada

Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan daiam pola alamiah adaiah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu barang, hal, atau peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berturut-turut daiam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.
Laporan keuangan selalu akan terdiri dari dua bagian yaitu pemasukan dan pengeluaran, dengan tidak mempersoalkan mana yang didahulukan dan mana yang diuraikan kemudian. Perserikatan Bangsa-Bangsa terdiri dari beberapa badan. Penulis boleh mengurutkan bagian-bagian itu tanpa implikasi bahwa yang diuraikan lebih dahulu itu merupakan bagian yang lebih penting dari bagian yang diuraikan kemudian.

2.                  Pola Logis

Sering terdengar ucapan ’’manusia adalah hewan yang berakal budi”. Berarti manusia mempunyai suatu kesanggupan lebih dari hewan- hewan lainnya yaitu sanggup menanggapi segala sesuatu yang berada di sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. la mencoba mencari hubungan-hubungan antara bermacam-macam peristiwa.
Kemampuan budinya itu tercermin pula dalam usaha menyusun suatu uraian sesuai dengan tanggapannya. Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan atau umtan logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang inheren dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Sebenarnya semua topik yang diurutkan dalam suatu hubungan yang logis itu bertolak dari topik-topik yang sudah ada. Namun topik yang sudah ada itu oleh penulis dicarikan hubungannya satu sama lain, diberikan tanggapan dan diberi ciri- ciri tertentu.

Macam-macam urutan logis yang dikenal adalah:

 

a. Urutan Klimaks dan Anti Klimaks

Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Biia posisi yang paling penting itu berada pada akhir rangkaian maka urutan ini disebut klimaks. Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian-bagian dari topik itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya, dari yang paling rendah kepen- tingannya, bertingkat-tingkatnaik hingga mencapai ledakan pada akhirrangkaian.
Urutan yang merupakan kebalikan dan klimaks adalah anti klimaks. Penulis mulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian dan berangsur-angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah kedudukan atau kepentingannya. Urutan ini hanya efektif kalau topik-topik yang dikemukakan itu berupa hal-hal yang konkret, misalnya: hierarki pemerintahan, hierarki jabatan, dan sebagainya.
Sebaliknya untuk menguraikan gagasan-gagasan yang abstrak maka urutan anti- klimaks akan menimbulkan kesulitan karena tidak menarik perhatian; kalau sesuatu yang penting telah dikemukakan maka hal-hal yang penting tidak akan menarik lagi.
Dasardari urutan ini adalah bahwa orang tidak akan menaruh perhatian lagi terhadap hal-hal yang kurang penting seandainya hal yang paling penting sudah dikemukakan lebih dahulu. Kekecewaan orang terhadap anti-klimaks disebabkan oleh kegagalan menempatkan bagian yang paling penting atau yang paling tinggi pada tempat yang tepat.

b. Urutan Kausal ‘

Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari £ ibab ke akibat, dan urutan akibatke sebab, Pada pola yang pertama suatu masalah dianggap sebagai sebab, yang kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin teijadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi umat manusia pada umumnya.
Sebaliknya, bila suatu masalah dianggap sebagai akibat, yang dilanjutkan dengan perincian-perincian yang berusaha mencari sebab-sebab yang menimbulkan masalah tadi, maka urutannya merupakan akibat-sebab. Mengapa seofang ditangkap?
Karena melakukan korupsi. Jadi persoalan pertama yang dikemukakan adalah peristiwa penangkapan itu sendiri yang dianggap sebagai akibat, kemudian penulis berusaha mencari sebab-sebabnya yang dikemukakan dalam tindakan korupsi. Cara ini merupakan cara yang paiing umum.

c. Unitan Pemecahan Masalah

Urutan pemecahan masalah dimulai dari suatu masalah te;ientu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, kedua, analisa mengenai sebab-sebab atau akibat- akibat dari persoalan, dan akhirnya aiternatif-alternatif untukjalan keluardari masalah yang dihadapi tersebut.
Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut secara tuntas, penulis harus benar-benar menemukan semua sebab baikyang langsung maupun yang tidak langsung bertalian dengan masalahr tadi. Setiap masalah hanya bisa dikatakan masalah kalau akibat-akibatyang ditimbulkan telah mencapai titik kritis.
Sebab itu untuk memecahkan masalah tersebut tidak bisa hanya terbatas pada penemuan sebab-sebab, tetapi juga harus menemukan semua akibat baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi kelak.
Sebuah panitia yang dibentuk untuk mengatasi masalah bencana alam yang terjadi karena banjir yang melanda suatu daerah, tidak akan berhasil kalau ia hanya bertugas untuk mengumpulkan bahan makanan atau pakaian bagi yang ditimpa musibah. la harus menganalisa mengapa sampai terjadi banjir, di samping menemukan aklbat-akibat yang terjadi.
Dengan mengemukakan aiternatif-alternatif untuk mengatasi banjir di kemudian hail, dan menyarankan cara-cara untuk menanggulangi akibat-akibat yang telah dan akan terjadi, diharapkan masalah itu dapatdiatasi secara tuntas.

d. Urutan Umum – Khusus

Urutan umum-khusus terdiri dari dua corak yaitu dan umum ke khusus, atau dari khusus ke umum.
Urutan yang bergerakdari umum ke khusus pertama-tama mernperkenalkan kelompok-kelompok yang paling besar atau yang paling umum, kemudian menelusuri kelompok-kelompok khusus atau kecil. Pertama-tama penulis menguraikan misalnya bangsa Indonesia secara keseluruhan, kemudian turun kepada hal-hal yang lebih khusus kepada suku-suku bangsa yang membentuk bangsa Indonesia seperti: suku Batak, Aceh, Sunda, Melayu, Jawa, dsb.
Dari uraian yang bersifat khusus tadi, penulis bisa melangkah kepada hal yang lebih khusus lagi, yaitu perincian dari tiap suku bangsa tadi.
Urutan khusus-umum menjpakan kebalikan dari uraian di atas. Penulis mulai uraiannya mengenai hal-hal yang khusus kemudian meningkat kepada hal-hal yang umum yang mencakup hal-hal yang’ khusus tadi, atau mulai membicarakan individu-individu kemudian kelompok-kelompok.
Urutan ini merupakan salah satu urutan yang paling lazim dalam corak berpikirmanusia. Dalam mengadakan pengelompokan-pengelompokan terhadap dunia hewan, maka ahli-ahli mulai meneliti hewan-hewan secara individual, kemudian menggabungkannya menjadi keluarga, species, dan sebagainya.
Urutan umum – khusus dapat mengandung implika^i bahwa hal yang umum sudah diketahui penulis, sedangkan tugasnya selanjutnya adalah mengadakan identifikasi sejauh mana hal-hal yang khusus mengikuti pola umum tadi. Sebaliknya urutan khusus – umum dapat mengandung implikasi bahwa hal khusus maupun umum sama sekali belum diketahui.
Hanyauntuk menemukan suaiu kaidah yang umum perlu diselidiki terlebih dahulu hal-hal yang khusus secara saksama.
Urutan umum-khusus ini sebenamya dapat mencakup pula urutan sebab-akibat, klimaks, pemecahan masalah. Atau dapat pula mengambil bentuk klasifikasi, atau ilustrasi. Dalam ilustrasi mula-mula dikemukakan suatu pernyataan yang umum, kemudian diajukan penjelasan-penjelasan dan bila perlu dikemukakan ilustrasi-ilustrasi yang dapat berbentuk contoh, atau perbandingan dan pertentangan.

e. Urutan Familiaritas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsurpindah kepada hal-hal yang kurang dikenal. Secara logis memang agakganjiljika pengarang mulai menguraikan sesuatu yang tidak dikenalnya, atau yang tidak dikenal pembaca.
Bila pembaca tidak memahami persoalannya sejak permulaan, maka ia tidak akan melanjutkan pembacaannya. Dalam keadaan-keadaan tertentu cara ini misalnya diterapkan dengan mempergunakan analogi. Mula-mula diuraikan hal yang telah diketahui, kemudian diuraikan hal yang akan diperkenalkan dengan menunjukkan kesamaan-kesamaan dengan hal yang pertama tadi.
Seorang penulis diminta untuk membuat suatu uraian mengenai video-fon. Banyak orang yang belum mengetahui alat macam mana video-fon itu, dan bagaimana kerjanya. Namun ada sejumlah barang yang dikenal yang termasuk dalam keluarga ini.
Untuk itu penulis mengemukakan hal-hal yang paling dikenal (familiar) dan berangsur-angsur semakin kurang dikenal hingga akhirnya mengemukakan alat tadi. Penulis menjelaskan bagaimana kerjanya sebuah alattelegraf, radio, telefon, radio- telefoni, teievisi, dan akhirnya video-fon.
Bila telegraf hanya bekerja sepihak, maka telefon bekerja timbal-balik. Bila radio bekerja hanya sepihak, maka radio-telefoni bekerja timbal-balik. Demikian pula bila teievisi bekerja hanya searah, maka video-fon bekerja dua arah timbal-balik. Pembaca akan menerima dengan niudah uraian mengenai video-fon, karena beberapa alat yang sudah familiar.

f. Urutan Akseptabilitas

Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal yang sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh para pembaca.
Sebab itu sebelum menguraikan gagas- an-gagasan yang mungkin ditolak oleh pembaca, penulis harus mengemukakan gagasan-gagasan yang kiranya dapat diterima oleh pembaca; dan sekaligus gagasan-gagasan itu menjadi landasan pula bagi gagasan yang mungkin akan ditolak itu.
Dalam diskusi tentang penghapusan penjajahan di muka bumi ini, seorang kolonial tidak akan menerima desakan untuk meninggalkan daerah jajahannya.
Penulis harus mulai membica- rakan prinsip-prinsip yang diterima oleh tokoh kolonial tadi. Prinsip- prinsipyang kiranya dapat diterima oleh siapa pun adalah: manusia pada dasarnya dilahirkan bebas, sebab itu setiap orang berhak untuk menentukan nasibnya sendiri, mengatur rumah-tangganya sendiri.
Bila prinsip ini diterima, penulis boleh melangkah lebih jauh bahwa dengan demikian tiap orang bebas pula mengadakan kumpulan-kumpulan untuk mengatur kepentingan mereka bersama.
Kumpulan-kumpulan ini dalam bentuk besarnya dapat berupa suku atau bangsa. Sebab itu setiap kelompok, suku atau bangsa juga mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya untuk mengatur rumah-tangganya, bebas menentukan nasibnya dan sebagainya. Kalau prinsip di atas diterima, maka hal yang khusus, yaitu masalah penjajahan yang merampas kebebasan suatu kelompok itu, harus pula dilenyapkan dari muka bumi ini.
Suatu hal yang perlu ditegaskan di sini sebelum melangkah kepada persoalan yang lain, adalah bahwa tidak ada keharusan untuk mempergunakan pola kerangka karangan yang sama dalam seluruh karangan. Konsistensi harus terletak dalam tingkatan serta satuan yang sama.
Misalnya bila pada topik-topik utama telah dipergunakan urutan waktu kronologis), maka pengarang harus meniaga agar hanya topik-topik yang mengandung urutan waktu saja yang dapat disajikan dalam topik utamanya. Satuan-satuan topik bawahan dapat mempergunakan urutan lain sesuai dengan kebutuhannya.

Sumber :




suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan dan bagaimana menyusun ide secara logis dan teratur. Sebelum mengarang, utamanya penulis - See more at: http://top-studies.blogspot.co.id/2015/06/kerangka-karangan-dan-polanya.html#sthash.YeBkHR3E.dpuf
suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan dan bagaimana menyusun ide secara logis dan teratur. Sebelum mengarang, utamanya penulis - See more at: http://top-studies.blogspot.co.id/2015/06/kerangka-karangan-dan-polanya.html#sthash.YeBkHR3E.dpuf
suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan dan bagaimana menyusun ide secara logis dan teratur. Sebelum mengarang, utamanya penulis - See more at: http://top-studies.blogspot.co.id/2015/06/kerangka-karangan-dan-polanya.html#sthash.YeBkHR3E.dpuf

Senin, 16 November 2015

Topik, Tema dan Judul

TOPIK
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan.Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.  Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis.

Cara Membatasi Topik

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut :

1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.

2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.

3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.

4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

Ciri - Ciri Topik yang Baik

Ciri - ciri topik yang baik adalah :
a. Penulis menguasainya dengan baik dan mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
b. Menarik untuk ditulis dan dibaca.
c. Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
d. Bermanfaat.
e. Jangan terlalu luas.
f. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
g. Memiliki ruang lingkup yang sempit dan terbatas.
h. Memiliki data dan fakta yang obyektif.
i. Memiliki sumber acuan atau referensi.

TEMA
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan.

Ciri - ciri tema yang baik adalah :
                 a.    Tema menarik perhatian penulis.

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahkan masalah - masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.

b. Bahan - bahannya dapat diperoleh.

Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

c. Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.



Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah(lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada juga yang mendefinisikan judul sebagai lukisan suatu artikel atau juga disebut miniature isi bahasan.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topic atau tema. Karena itu, judul harus mampu mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya.

Syarat - syarat judul yang baik adalah :
a. Harus relevan dengan tema cerita tersebut, atau ada keterkaitan dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b. Harus provokatif, yaitu harus menarik si pembaca dan menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi  cerita tersebut.
c. Judul terdiri dari lima kata dan diusahakan tidak boleh lebih.
d. Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.
e. Judul harus mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang.

Judul terbagi menjadi dua, yaitu :
      a.       Judul Langsung : Berkaitan erat dengan bagian utama berita, hingga hubungannya dengan bagian utama terlihat jelas.
      b.      Judul Tidak Langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung dengan bagian utama berita, tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Sumber
https://swestimahardini.wordpress.com/2011/11/19/tugas-bahasa-indonesia-perbedaan-dan-ciri-ciri-topik-tema-judul-langkah-langkah-membuat-outline-macam-macam-outline-cara-membatasi-sebuah-topik-unsur-unsur-alinea-ciri-ciri-kalimat-utam/

  http://doublej4692.blogspot.co.id/2012/11/topik-judul-dan-tema.html


Selasa, 10 November 2015

Paragraf

Sebuah paragraf (dari dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru.
.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal.

Kegunaan Paragraf

Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya (yang baru). Perhatikan contoh berikut :

"Dalam pertarungan matador yang resmi, biasanya ada 6 ekor banteng yang dibunuh oleh tiga orang laki-laki. Setiap laki-laki, membunuh dua ekor banteng. Banteng itu harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu berumur 4-5 tahun, tidak cacat, dan telah mempunyai tanduk yang runcing dan bagus. Banteng-banteng ini telah diperiksa oleh dokter hewan setempat sebelum bertanding. Dokter hewan berhak menolak banteng yang tidak memenuhi syarat, misalnya, masih di bawah umur, tanduknya masih lemah, ada kelainan di mata, tanduk atau penyakit yang nyata kelihatan.
Laki-laki yang bertugas membunuh disebut matador. Pilihan banteng yang akan mereka bunuh tergantung dari hasil undian. Setiap matador mempunyai tiga candrilla yang terdiri dari 5 sampai 6 orang yang dibayar dan diperintah oleh matador. Tiga dan lima orang tersebut menolongnya di lapangan, dengan memakai mantel tanpa lengan dan atas perintahnya menempatkan banderillas yaitu kayu yang panjangnya 3 kaki dengan ujung yang tajam yang berbentuk garpu yang disebut peones atau banderilleros. Yang dua lagi dinamakan picadors, mereka muncul dengan menunggang kuda di arena."

Wacana di atas, paragraf pertama bercerita tentang banteng, sedangkan paragraf kedua tentang laki-laki yang bertugas membunuh dan bertarung dengan banteng-banteng itu. Namun, kedua paragraf itu saling berhubungan.
Kegunaan lain dari paragraf ialah untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk merinci sesuatu yang sudah diuatarakan dalam paragraf sebelumnya. Perhatikan contoh berikut :

"Tanda-tanda lalulintas rupanya sudah dijadikan simbol (lambang) yang berlaku di mana-mana dan mudah dipahami. Setiap pengendara atau masyarakat sebagian besar mengetahui arti dan fungsinya. Sekarang timbul pertanyaan, apakah sebetulnya simbol itu? Dengan singkat dapat dikatakan simbol ialah sesuatu yang mengandung arti lebih dari yang terdapat dalam fakta. Di sekelilikng kita banyak simbol-simbol yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.Simbol yang pemakaiannya begitu umum terdapat juga dalam puisi. Bahkan dalam puisi pemakaian simbol cukup dominant. Justru di sinilah letak unsur seninya karena simbol itu menyarankan kepada suatu arti tertentu. Pemakaian simbol itu erat sekali hubungannya dengan tujuan penyair untuk menyarankan sesuatu secara tepat yang berkaitan erat dengan pengimajian."

1. Topik / gagasan utama 
Topik atau gagasan utama adalah unsur yang paling penting karena unsur inilah yang menjadi jiwa atau isi dari keseluruhan paragraf. Unsur – unsur ini biasanya berupa masalah atau gagasan pengarang yang ingin disampaikan kepada para pembacanya.
Unsur ini juga yang menjadi pembahasan di dalam sebuah paragraf. Jadi, kika ingin mengerti tentang isi keseluruhan paragraf tersebut, temukanlah gagasan utamanya. Oleh karena itu, sebelum menulis sebuah paragaraf tentukan terlebih dahulu topik atau gagasan utamanya.
2. Kalimat utama
Unsur pembangun paragraf yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat ini adalah kalimat yang mengandung gagasan utama yang diletakan secara tersirat. kalimat utama merupakan sebuah kalimat yang bersifat umum. Hal ini dikarenakan agar bisa dikembangkan kemabali dengan kalimat – kalimat penjelas.
Setiap paragraf memiliki satu atau dua kalimat utama. Letaknya pun berbeda – beda, ada yang diletakan di awal paragraf, akhir paragraf, tengah paragraf, dan awal dan akhir paragraf.  

Jenis-Jenis Paragraf

Jenis-jenis paragraf dan contohnya ditinjau dari letak kalimat pokok paragraf terbagi menjadi beberapa bagian:
  1. Paragraf Deduktif yaitu " suatu paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diawal paragraf "Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut.
  2. Paragraf Induktif yaitu " suatu paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diakhir paragraf "Contoh: Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut. Jadi membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.
  3. Paragraf Campuran yaitu  paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diawal paragraf dan ditegaskan kembali diakhir paragraf "Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut. Sekali lagi membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.
  4. Paragraf Narasi yaitu " paragraf yang tidak memiliki kalimat ide pokok. Artinya semua kalimat dianggap penting, tidak ada kalimat yang dijelaskan ". Semua kalimat berkedudukan sama antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Contoh: Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut.
Jenis- jenis paragraf dan contohnya ditinjau dari isinya dibedakan menjadi beberapa bagian:
  1. Paragraf Eksposisi yaitu " paragraf yang isinya memaparkan suatu masalah atau peristiwa ". Contoh: Kegiatan dalam memeriahkan HUT RI ke 69 tanggal 17 Agustus 2014 di desa Simpang Pematang. Semua warga desa Simpang Pematang turut memeriahkan acara HUT RI ke 69 dengan mengikuti beragam perlombaan yang disediakan oleh panitia, perlombaan tersebut antara lain : panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, memasukkan paku kedalam botol, tarik tambang dan lain sebagainya. 
  2. Paragraf Deskripsi  yaitu " paragraf yang isinya menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa dengan kata-kata sehingga para pembaca seolah-olah merasakan, melihat, mendengar dan mengalami langsung keadaan atau peristiwa tersebut "Contoh: Malam bulan purnama yang meriah. Cahaya bulan purnama yang sangat terang. Keadaan malam bagaikan siang, yang terang bukan saja di tempat-tempat yang lapang, bawah pepohonan pun tampak terang. Anak-anak terlihat senang sekali, ada yang main kejar-kejaran, main sumput-sumputan, dan juga ada yang main pencak silat. Anak-anak remajapun tidak mau ketinggalan, mereka banyak menikmati sinar bulan purnama dengan duduk-duduk santai dibawah pohon. Sebagian lagi jalan-jalan berkeliling kampung.
  3. Paragraf Argumentasi yaitu " paragraf yang isinya meyakinkan pembaca sehingga pembaca menerima gagasan penulis "Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seorang dokter pasti selalu membaca buku-buku medis, sebab tanpa membaca buku medis ia akan banyak mengalami kesulitan ketika akan mendeteksi penyakit pasien. Seorang pelajar, tanpa mau membaca buku pelajaran secara rutin, pasti akan banyak mengalami kesulitan ketika menjawab pertanyaan dari guru. Banyak lagi contoh-contoh membaca yang selalu dilakukan oleh seseorang.
  4. Paragraf Persuasi yaitu " paragraf yang isinya membujuk atau mempengaruhi pembaca agar mau mengikuti pendapat atau gagasan penulis ". Jenis paragraf ini hampir sama dengan paragraf argumentasi bahwadiawal paragraf penulis menyajikan pendapat dahulu kemudian disajikan pernyataan yang berupa alasan . Perbedaannya yaitu pada paragraf argumentasi alasan yang digunakan berupa fakta, sedangkan pada paragraf persuasi alasannya berupa kalimat himbauan, ajakan atau harapan penulis. Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Sebab seseorang yang tidak mau membaca buku pasti tidak banyak memiliki pengetahuan. Pengetahuan itu banyak bersumber dari buku. Anak yang pintar misalnya, dia pasti menjadi kutu buku. Tiada hari tanpa membaca baginya. siapa saja yang kurang membaca pasti ia sangat terbatas pengetahuannya. Oleh karena itu biasakanlah membaca buku-buku ilmu pengetahuan, bila ingin memiliki ilmu pengetahuan.
  5. Paragraf Narasi yaitu " paragraf yang isinya menceritakan masalah atau suatu peristiwa , sehingga pembaca dapat terhibur atau terharu terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi "Contoh: Beberapa minggu yang lalu kami telah melakukan perjalanan ke Lampung. Rombongan kami terdiri dari 5 mobil pribadi. Kendaraan kami melaju dengan cepat secara beriringan. Perjalanan sangat menyenangkan, tak seorangpun yang tidak gembira. Semua sangat bahagia melihat pemanandangan walau hanya didalam mobil ketika suasana dan gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi kota Bandar Lampung.

sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
http://triyatnomlg.blogspot.co.id/2009/10/kegunaan-paragraf.html
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/08/definisi-paragraf-beserta-jenisnya.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/macam-macam-unsur-unsur-paragraf-lengkap.html